Senin, 06 April 2015

MAKALAH KIMIA - HUKUM KEKEKALAN MASSA ( HUKUM LAVOISIER )

 BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar belakang


Hukum kimia adalah suatu keteraturan dalam ilmu kimia yang berlaku secara umum. Hukum-hukum kimia perlu dipahami karena merupakan dasar untuk mempelajari kimia. Hukum-hukum dasar kimia terbagi menjadi lima hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier), hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), hukum kelipatan berganda (Dalton), hukum perbandingan volum (Gay-Lussac), dan hipotesis Avogadro. Namun pada makalah ini hanya membahas tentang hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier).
”Pada reaksi kimia, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”
Selanjutnya bunyi hukum ini disebut dengan hukum kekekalan massa atau hukum Lavoiser. (syukri s.1999:23)
          Hukum kekekalan massa, kekekalan artinya tidak berubah jika direaksikan suatu zat dengan zat lain. Baik suatu benda  itu di bakar maupun dua zat di campur,  massa zat tersebut akan tetap. Fakta ini sangat menarik sekali bukan, sebagai contoh selama ini kita beranggapan bahwa massa kayu sebelum dibakar dengan sesudah dibakar akan berbeda, namun berdasarkan hukum kekekalan massa ini ternyata anggapan kita ini salah.  Hal ini membuat penulis tertarik untuk mengetahui kebenarannya. Oleh sebab itu penulis akan membahas apa yang dimaksud dengan massa, sejarah lavoiser dan penemuannya mengenai hukum kekekalan massa, dan pembuktian hukum kekekalan massa. Sehingga makalah ini di buat.

 B.     Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan hukum kekekalan massa ?
2.      Bagaimana sejarah hukum kekekalan massa  ?
3.      Bagaimana cara pembuktian hukum kekekalan massa ?

C.       Tujuan penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui pengertian massa.
2.      Mengetahui sejarah  hukum kekekalan massa.
3.      Mengetahui cara pembuktian hukum kekekalan massa.



BAB II
PEMBAHASAN TEORI
               

         A.       Pengertian Hukum Kekekalan Massa

Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan). Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia, teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang sangat sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun, dalam hampir seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat digunakan karena massa yang berubah sangatlah sedikit.

       B.        Sejarah Hukum Kekekalan Massa

Hukum kekekalan massa diformulasikan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1789. Oleh karena hasilnya ini, ia sering disebut sebagai bapak kimia modern. Sebelumnya, Mikhail Lomonosov (1748) juga telah mengajukan ide yang serupa dan telah membuktikannya dalam eksperimen. Sebelumnya, kekekalan massa sulit dimengerti karena adanya gaya buoyan atmosfer bumi. Setelah gaya ini dapat dimengerti, hukum kekekalan massa menjadi kunci penting dalam mengubah alkemi menjadi kimia modern. Ketika ilmuwan memahami bahwa senyawa tidak pernah hilang ketika diukur, mereka mulai melakukan studi kuantitatif transformasi senyawa. Studi ini membawa kepada ide bahwa semua proses dan transformasi kimia berlangsung dalam jumlah massa tiap elemen tetap.



       C.        Contoh Hukum Kekekalan Massa

Hukum kekekalan massa dapat terlihat pada reaksi pembentukan hidrogen dan oksigen dari air. Bila hidrogen dan oksigen dibentuk dari 36 g air, maka bila reaksi berlangsung hingga seluruh air habis, akan diperoleh massa campuran produk hidrogen dan oksigen sebesar 36 g. Bila reaksi masih menyisakan air, maka massa campuran hidrogen, oksigen dan air yang tidak bereaksi tetap sebesar 36 g.

Air -> Hidrogen + Oksigen (+ Air)
(36 g) (36 g)


         D.       Penyimpangan hukum kekekalan massa

Penyimpangan hukum kekekalan massa dapat terjadi pada sistem terbuka dengan proses yang melibatkan perubahan energi yang sangat signifikan seperti reaksi nuklir. Salah satu contoh reaksi nuklir yang dapat diamati adalah reaksi pelepasan energi dalam jumlah besar pada bintang. Hubungan antara massa dan energi yang berubah dijelaskan oleh Albert Einstein dengan persamaan E = m.c2. E merupakan jumlah energi yang terlibat, m merupakan jumlah massa yang terlibat dan c merupakan konstanta kecepatan cahaya. Namun, perlu diperhatikan bahwa pada sistem tertutup, karena energi tidak keluar dari sistem, massa dari sistem tidak akan berubah.
Hukum kekekalan menyatakan bahwa properti tertentu yang dapat diukur dari sistem fisika terisolasi tidak berubah selagi sistem berubah. Berikut ini adalah daftar sebagian dari hukum kekekalan yang tidak pernah menunjukan tidak tepat. (Sebenarnya, dalam relativitas umum, energi, momentum, dan momentum sudut tidak kekal karena ada lekukan umum wakturuang “manifold” yang tidak memiliki simetri pembunuhan untuk translasi atau rotasi).
Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam spektroskopi.
Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen subatom yang membentuk atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu.
Suatu ‘zat kimia’ dapat berupa suatu unsur, senyawa, atau campuran senyawa-senyawa, unsur-unsur, atau senyawa dan unsur. Sebagian besar materi yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu bentuk campuran, misalnya air, aloy, biomassa, dll.
Berdasarkan serangkaian percobaan Antoine Lavoisier tentang pembakaran merkuri membentuk merkuri oksida yang selanjutnya bila dipanaskan kembali akan terurai menghasilkan sejumlah cairan merkuri dan gas oksigen yang jumlahnya sama dengan yang dibutuhkan waktu pembentukan merkuri oksida. Lavoisier mengemukakan bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa. Hokum kekekalam massa menyatakan : “ Massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama “ berlaku untuk semua reaksi kimia dengan menghasilkan zat-zat baru.
Massa (berasal dari bahasa Yunani μάζα) adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau. Dalam kegunaan sehari-hari, massa biasanya disinonimkan dengn berat. Namun menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi massa dengan medan gravitasi.
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi nuklir.
Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis kimia untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia, sederet reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, di mana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel dilakukan.

HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER

“Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap”.

Contoh:
hidrogen + oksigen
= hidrogen oksida
(4g) (32g) (36g)







BAB III
PEMBUKTIAN TEORI
        A.       Alat dan Bahan

1.             Neraca 1 buah
2.             Gelas kimia 500 ml
3.             1 buah tabung reaksi berbentuk huruf Y terbalik
4.             Larutan KI 0,5 M 2ml
5.             Larutan Pb (CH3COO)2 0,1 M 2 ml
6.             Pipet tetes

       B.        Langkah Kerja

1.             Timbanglah tabung reaksi berbentuk Y terbalik dalam keadaan kosong menggunakan neraca dan catat hasilnya.
2.             Masukkan larutan KI 0,1 M sebanyak 2 ml ke dalam salah satu kak tabung reaksi berbentuk huruf Y terbalik.
3.             Masukkan juga larutan Pb (CH3COO)2 0,1 M sebanyak 2 ml kedalam kaki tabung yang lain.
4.             Campurkan kedua bahan yang ada di dalam tabung dengan cara dikocok secara pelahan hingga menyatu dan tercampur rata.
5.             Timbang kembali tabung reaksi yang telah terisi kedua cairan tersebut dan catat hasilnya.
6.             Bandingkan massa zat sebelum dan sesudah reaksi.

       C.        Hasil Pengamatan

Setelah melakukan percobaan, kami memperoleh data – data berikut ini:

Massa tabung
25,04 gram
Percobaan
Kalium lodida (KI)
Pb (CH3COO)2
Warna sebelum
Bening (KI)
Bening (CH3COO)2
Massa zat sebelum reaksi
25,09 gram
Massa zat sesudah reaksi
25,09 gram
Warna sesudah
Berubah yang awalnya bening berubah menjadi hijau muda dan terjadi pengendapan.

                                                                                              


Hasil Timbangan:

1.             Massa tabung kosong = 25,04 gram
2.                                                                                                                                                  
a.             Massa larutan KI dan Pb (CH3COO)2 sebelum reaksi :

         = Massa kedua larutan – massa tabung kosong
         = 25,09 – 25,04
         = 0,5 g        

b.             Massa larutan KI dan Pb (CH3COO)2 sesudah reaksi :
         = Massa kedua larutan – massa tabung kosong
         = 25,09 – 25,04
           = 0,5 g

         D.       Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dapat dilihat bahwa ternyata massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah reaksi adalah sama. Massa kedua larutan sebelum reaksi adalah 25,09 g dan sesudah reaksi juga sama dengan 25,09 gram. Hal ini sama dengan Percobaan yang dilakukan oleh Lavoisier dimana ia mereaksikan antara cairan merkuri dengan gas oksigen dalam suatu wadah di ruang tertutup sehingga menghasilkan merkuri oksida yang berwarna merah. Apabila merkuri oksida dipanaskan kembali, senyawa tersebut akan terurai menghasilkan sejumlah cairan merkuri dan gas oksigen dengan jumlah yang sama seperti semula. Dengan bukti dari percobaan ini Lavoisier merumuskan suatu hukum dasar kimia yaitu Hukum Kekekalan Massa yang menyatakan bahwa jumlah zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
Selain itu warna kedua cairan sebelum direaksikan masing – masing berwarna bening, setelah dicampurkan berubah menjadi hijau muda dan menghasilkan endapan.




BAB VI
PENUTUP

          A.       Kesimpulan

Berdasarkan percobaan tersebut dapat kami simpulkan bahwa:

1.             Massa suatu zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
2.             Percobaan yang dilakukan sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier).
3.             Warna zat sebelum dan sesudah reaksi mengalami perubahan.

         B.        Saran


Dalam makalah ini penulis hanya membahas sebatas apa pengertian hukum kekekalan massa, bunyi hukum kekekalan massa dan pembuktian melalui percobaan. Sebenarnya masih banyak hal yang perlu dibahas dalam hukum kekekalan massa seperti manfaat dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran baik dari guru mata pelajaran maupun teman-teman sekalian. Sehingga,  pengetahuan kita tentang hukum kekekalan massa ini bertambah luas dan bersifat membangun.



DAFTAR PUSTAKA

3 komentar: